Pengeringan Kayu
Pengeringan kayu merupakan upaya untuk
mengeluarkan kandungan air yang terdapat
didalam kayu. Pada umumnya pengeringan dilakukan dengan menjemur bahan kayu
yang akan digunakan, perlakuan ini akan memakan waktu yang lama dan tidak
efisien.
Proses pengeringan terjadi karena adanya udara yang
di dipanaskan pada tekanan uap air konstan atau kelembaban absolut konstan.
Proses ini dinyatakan dengan garis mendatar pada diagram psikometrik. Dimana
titik mula-mula dari garis pengeringan menggambarkan temperatur dan kelembaban
yang pertama sekali bersentuhan dengan bahan-bahan yang dikeringkan.
Titik akhir dari garis pengeringan dimana kemungkinan sejumlah
kandungan air maksimum telah diserap oleh udara pengering, menggambarkan
temperatur dan kelembaban dimana keseimbangan dengan kandungan air dari bahan
terjadi.
Proses ini berlangsung sepanjang garis temperatur
bola basah, temperatur bola kering menurun mendekati temperatur pengembunan,
penguapan air dari bahan menaikkan kelembaban relatif udara, sedangkan
temperatur bola basah konstan. Apabila temperatur udara mencapai temperatur
pengembunan maka terjadilah uap air. Untuk lebih jelas langkah persisnya adalah
sebagai berikut:
Proses 1 – 2 :
Proses pemanasan udara secara sensibel pada tekanan uap atau kelembaban absolut
konstan.
Proses 2 – 3 :
Proses pengeringan bahan atau identik dengan pendinginan atau pelembaban udara
pengering.
Proses pengeringan ini menggunakan sistim suhu tinggi
yang berasal dari hasil pembakaran bahan bakar yang berada pada ruang
pembakaran. Udara panas dialirkan keruang pengering yang telah berisi kayu yang
akan dikeringkan. Kayu disusun sebaik mungkin dan diberi celah yang berguna
untuk sirkulasi udara panas yang dialirkan merata untuk keseragaman temperatur
ruang pengering
Udara panas yang mengalir pada ruang pengering
menaikkan temperature pada kayu sehingga terjadi proses perpindahan panas dan
proses perpindahan masa uap air pada kayu. Dengan menaikan temperature awal 30ºC
menjadi 100ºC dan disetabilkan hingga temperatur merata pada 70ºC sampai 65ºC proses
pengeringan sudah berjalan.
Adapun pengeringan kayu bertujuan untuk memperoleh
beberapa hal sebagai berikut :
- Memperkecil
kadar kandungan air didalam kayu
- Meningkatkan mutu dan kualitas kayu.
- Mempermudah dalam pengerjaannya.
- Mencegah kerusakan kayu yang disebabkan oleh
serangga pengerat kayu.
- Memperindah permukaan kayu ketika
dilakukan pengecatan akhir
Oleh sebab itu semua yang melatar belakangi
penulis untuk membuat dan menguji suatu sistim pengeringan kayu dengan
kapasitas 2 sampai 3 m³ (sumber data
survey kebutuhan pemakaian kayu pada pengusaha permebelan di Langsa).
Pada sistem ini sumber energi yang digunakan adalah bahan bakar bio masa, bahan
bakar minyak tanah, gas, sekam ketaman atau bubuk gergajian kayu,dan cangkang
sawit.
Kadar Kandungan Air Yang Memenuhi Syarat yang Dipakai Untuk Bahan
Permebelan Rakyat Aceh.
No
|
Jenis
Kayu
|
Kegunaan
|
Kadar air
%
|
1
|
Merbau
|
Jendela dan pintu
|
9
- 10
|
2
|
Damar
|
Kusen
|
10
- 15
|
3
|
Meranti
|
Mebel dan interior
|
9 - 12
|
4
|
Krueng
|
Bahan bangunan
|
10
- 20
|
5
|
Karet
|
Box dan alat musik dan mebel
|
10 - 15
|
6
|
Saigon
|
Mebel
|
5
- 7
|
7
|
Durian
|
Pintu, jendela dan
mebel
|
9
- 12
|
8
|
Seumantok
|
Bahan bangunan
|
10
- 15
|
9
|
Cengai
|
Bahan bangunan
|
10
- 15
|
Sumber data : Departemen
Perindustrian, kehutanan dan kelautan 2003.
0 Response to "Pengeringan Kayu Pengertian Maksud Proses Manfaat Contoh Lengkap"
Post a Comment