Hidup
tak terlepas dari ketergantungan, termasuk ketergantungan terhadap makanan.
Makanan yang sehat dan bergizi seimbang sangat diperlukan bagi tubuh untuk keberlangsungan
hidup manusia. Untuk memenuhi kebutuhan yang sehat tentulah tidak mudah, tidak
seluruh manusia mampu memenuhinya dikarenakan harga makanan yang terlalu tinggi
hingga krisis ekonomi global.
Hasil riset yang dilakukan FAO, diperkirakan 842 juta orang
mengalami kelaparan kronis pada 2011-2013 atau sekitar 12 persen dari total
penduduk dunia, satu dari delapan orang didunia masih kelaparan. Angka tersebut
memang menurun dari tahun-tahun sebelumnya, tetapi FAO memandang bahwa hal
tersebut tidaklah wajar.
Data statistik terbaru
dari FAO, ada 925 juta jiwa kelaparan di dunia, dan 98% nya berada di negara-negara
berkembang, termasuk Indonesia. Sekitar 21 juta atau 8,6 persen orang Indonesia
mengalami kelaparan pada 2010-2012 (FAO, 2012). Dan data yang dirilis Badan
Pusat Statistik (BPS) sekitar 28,07 juta (11,37 persen) penduduk miskin negeri
ini tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar makanan sebesar 2.100 kilo kalori per
hari. Hal tersebut diperkuat dengan Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
yang dilaksanakan BPS pada 2012 menyebutkan, angka kematian balita di Indonesia
mencapai 40 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Diketahui, sekitar 45 persen
kasus kematian balita secara global disebabkan oleh kekurangan gizi.
Lukas, anak usia dua tahun dari desa Oebola Dalam di NTT (http://indonesiaunicef.blogspot.co.id/) |
Ini sangat memperihatinkan, padahal dulunya
Indonesia mendapatkan prestasi baik di dunia internasional juga mendapatkan penghargaan
oleh FAO karena Indonesia mampu mencapai swasembada pangan pada tahun 1986.
Namun hal tersebut seakan-akan hilang dengan sendirinya.
Krisis pangan tersebut tak terlepas dari terlalu banyaknya penduduk Indonesia.
BPS menghitung, bahwa laju pertumbuhan penduduk
tahun 2005-2010 diperkirakan mencapai 1,3%, 2011-2015 sebesar 1,18%, dan
2025-2030 sebesar 0,82%. Jumlah penduduk yang semakin besar ini
berdampak terhadap kebutuhan lahan untuk tempat tinggal hidup mereka sehingga
banyak lahan pertanian dijadikan perumahan, komplek, pertokoan dan sebagainya.
Dalam data Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional (BAPPENAS), tahun 2015 jumlah penduduk Indonesia akan mencapai 243
juta jiwa. Dengan konsumsi beras per kapita per tahun 139 kilogram, dibutuhkan
beras 33,78 juta ton. Pada tahun 2030, kebutuhan beras untuk pangan akan
mencapai 59 juta ton untuk jumlah penduduk yang akan mencapai 425 jiwa dengan
asumsi. Hal tersebut berarti, Indonesia akan mengalami krisis pangan dalam
jangka waktu lebih kurang lima tahun kedepan. Ditambah dengan konversi lahan
yang semakin tinggi maka krisis tersebut akan cepat terjadi.
Menurut Wikipedia,
Indonesia dengan wilayah sebesar 1.919.440 km2 dan penduduk sebesar
259.966.894 jiwa maka kepadatan penduduknya yaitu sebesar 126 jiwa/km2.
Dalam katalog BPS Proyeksi Penduduk Indonesia pada hal 23, Indonesia pada tahun
2035 memiliki penduduk sebesar 305,7 juta jiwa. Artinya kepadatan Indonesia
pada tahun 2035 sekitar 155 jiwa/km2, dan jika penduduk sebesar
259.966.894 jiwa tersebut dihitung dengan jumlah lahan pertanian di Indonesia
yang diperkirakan sebesar 25,5 juta hektar (255ribu km2) pada tahun
2012, maka kepadatan yang didapat sebesar 156 jiwa/km2. Artinya
kepadatan Indonesia pada tahun 2035 diperkirakan sebesar 183 jiwa/km2.
Hasil tersebut masih di asumsikan berdasarkan lahan pertanian yang tetap.
Dengan asumsi tersebut dapat disimpulkan bahwa diperkirakan pada tahun ±2065 INDONESIA FULL
Ternyata dengan bertambahnya penduduk yang pesat
tersebut juga membuat kebutuhan pangan yang tinggi pula. Maka untuk mencukupi
kebutuhan pangan yang besar itu, masyarakat membuka lahan pertanian dengan
cara-cara yang tak wajar. Mereka merusak alam dengan tidak memikirkan efek yang
ditimbulkannya seperti penebangan hutan secara ilegal.
Pembalakan liar di kawasan hutan wilayah Kecamatan Pakenjeng, Garut, Jawa Barat (http://daerah.sindonews.com/) |
Lahan hutan seluas 600
hektare (ha) di kawasan Gunung Cipicung, Desa Sukamulya
(http://daerah.sindonews.com/)
|
Selain itu, mereka juga membuka lahan dengan cara
melakukan pembakaran hutan. Biasanya daerah yang menjadi sasaran adalah pulau
sumatera dan kalimantan.
Pembakaran hutan dan lahan di Kabupaten Ogan Ilir, Sumatra Selatan, Oktober 2015 (http://www.bbc.com/) |
Pembakaran Hutan di Kalimantan Barat (http://www.mongabay.co.id/) |
Kebakaran Hutan Jati di Sumedang (http://www.kompasiana.com/) |
Jelas terbukti, peristiwa tahun 2015 lalu merupakan
sesuatu yang sangat menyedihkan dan menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi
kita yaitu kebakaran hutan yang terparah sepanjang sejarah. Akibat dari
kebakaran tersebut menimbulkan polusi asap ke sebagian daerah Indonesia bahkan
sampai ke beberapa negara-negara di Asia Tenggara. Sungguh sangat miris, polusi
tersebut bahkan mampu merenggut korban jiwa, dan juga hewan.
Good bang ki
ReplyDeletetrimksh aan :D
DeleteKeren ki
ReplyDeletesip kli tan :V
DeleteArtikel ini memuat hal yang sangat penting tetang "Antara Ketersediaan Pangan Dan Pertambahan Penduduk Di Indonesia." Artikel ini sangat bagus ^^
ReplyDeleteterimksih siapa pun yang komen ini :D
DeleteGood, atikelnya sangat membantu
ReplyDeleteArtikel yang bagus, dapat memberi kesadaran pada masyarakat tentang dampak negatif yang timbul karena bertambahnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun.
ReplyDeleteOkee sip terimksh bnyak put 😊😊
DeleteAssalamualaikum.
ReplyDeleteItu benar dan mantap
Baru kli ini liat artikel paling bagus 😂😂😂
ReplyDeleteHahahahhaha ada2 aja 😀
DeleteSaya sangt stuju dngn solusi yng anda paparkan, sngat membantu sya dlm mengerjakan tugas presentsi sklh
ReplyDeleteThankss bnget bro😊😊
DeleteSaya ketinggalan lgi 😂😂,, good kli artikelnyaa 😂😂😀😀😊
ReplyDeleteSaya ketinggalan lgi 😂😂,, good kli artikelnyaa 😂😂😀😀😊
ReplyDeleteNice ki
ReplyDeletenice comment sob
ReplyDeleteYup benar sekali. Pertumbuhan penduduk terus meledak, hal ini disebabkan masih tertanamnya keyakinan "banyak anak banyak rezeki" terlebih keyakinan itu tertanam dalam jiwa orang yang kurang mampu. Sehingga tingkat kelaparan pun semakin tinggi difaktorkan dari mereka sendiri.seharusnya pemerintah lebih ketat untuk memberi sosialisasi mengenai keluarga berencana agar kepadatan penduduk dengan perlahan dpt menurun. Dan memberi bantuan makanan dengan layak dan adil 😉
ReplyDeleteBenar nami, semga pemerintah mampu menahan lajubpertumbhan penduduk ini 😁😁
DeleteMantap nih artikelnya .
ReplyDeleteTtimksh bnyakk😊😊
DeleteSungguh mulia hati mu nak. Mau memberi info info bagus
ReplyDeleteWkwkwkwkw thanks sob
DeleteNice info bang ki
ReplyDeleteLanjutkan
Sipp thanks
DeleteWah Bagus artikelnya, semoga dengan artikel ini dapat menambah info kepada sesama dan meningkatkan rasa peduli terhadap masalah yang terjadi dan menemukan jalan keluar yang efektif dan tidak merugikan kepada Indonesia dimasa depan.. good job👍
ReplyDeleteWah Bagus artikelnya, semoga dengan artikel ini dapat menambah info kepada sesama dan meningkatkan rasa peduli terhadap masalah yang terjadi dan menemukan jalan keluar yang efektif dan tidak merugikan kepada Indonesia dimasa depan.. good job👍
ReplyDeleteAminnn ya Allah.... ☺😊😊
DeleteAminnn ya Allah.... ☺😊😊
DeleteTerima kasih. Artikelnya sangat bermanfaat
ReplyDeleteNice info. Sangat bermanfaat
ReplyDeletethnks
I got it. 👍🏻
ReplyDeleteUU ttg komsumsi pangan juga perlu di buat dan dikembangkan lagi tuh agr dpt membatasi jmlh konsumsi masyarakat Indonesia.
Yappp!!😉 Perlunya kerjasama pemerintah dengan seluruh masyarakat untuk mmbnahi Maslah ini, ayo bersama tuntaskan pangan!!
ReplyDeleteYappp!!😉 Perlunya kerjasama pemerintah dengan seluruh masyarakat untuk mmbnahi Maslah ini, ayo bersama tuntaskan pangan!!
ReplyDeleteNice kk 👍
ReplyDeleteMantap, sangat memuaskan :-) artikelnya
ReplyDeleteBangkittt dariii keterpurukan!!!
ReplyDelete